Mengobarkan Api Semangat Untuk Menjadi SDM Indonesia yang Unggul dan Produktif


Cover

Dulu, saya masih ingat betul kegundahan setelah selesai duduk dari bangku kuliah, akan bekerja dimanakah setelah wisuda nanti? Dalam arus dunia perkampusan 8 tahun lalu, mendaftar di perusahaan-perusahaan besar adalah impian setiap lulusan perguruan tinggi. Bagi kebanyakan dari kami saat itu, mindset menjadi bagian korporasi besar adalah sebuah gengsi yang wajib diraih untuk menjaga eksistensi di komunitas alumni nanti.

Namun seiring derasnya informasi saat ini, saya menyadari satu hal pasti bahwa saya hidup di era yang sedang melompat menuju kompetisi global bernama revolusi industri 4.0. Pemikiran untuk mengabdi pada korporasi – yang melakukan hal rutin dan berulang hingga usia pensiun – mulai tidak relevan lagi untuk dilakoni. Apalagi dengan potensi negeri yang tersedia di depan mata. Bukan hanya potensi alam, tapi juga sumber daya manusianya. Pemuda-pemudi Indonesia sudah selayaknya berpikir untuk berkolaborasi dan berinovasi memanfaatkan berbagai potensi untuk menyongsong Indonesia Maju 2045.

Lalu bagaimana cara menyiapkan diri menjadi SDM yang siap untuk berkompetisi secara global? Saya coba menjabarkan dari apa yang saya rasakan selama ini:

1. Mental berkompetisi

Ilustrasi memiliki mental berkompetisi

Kebanyakan anak Indonesia masih dibesarkan dengan kultur didikte oleh orang tua seperti saya dulu. Kamu harus ranking, kamu harus masuk sekolah favorit. Padahal ada anak yang ingin masuk ke sekolah kejuruan untuk menjadi ahli otomotif misalnya, atau ada anak yang ingin homeschooling agar bisa fokus berlatih menjadi atlet bulutangkis. Masuk ke institusi pendidikan sesuai dengan minat bakat akan mempertemukan anak dengan komunitas yang memiliki passion yang sama, sehingga secara natural akan muncul mental kompetisi yang sehat.

Melestarikan mindset didikte hingga dewasa tentu saja berbahaya. Kita akan kesulitan untuk membuat keputusan karena tidak terbiasa untuk berfikir independen. Apa jadinya ketika kita mendapatkan proyek, namun kita tidak mampu inisiatif menentukan apa saja langkah yang harus dilakukan.

Kompetisi maksud saya disini bukan hanya tentang berlomba menjadi pemenang, namun berkompetisi dalam uraian yang lebih mendalam adalah melakukan sesuatu dengan lebih baik, menerapkan inovasi, terus memperbaiki demi kesempurnaan hasil. Mental berkompetisi juga dapat menstimulus orang untuk melawan dirinya sendiri agar bisa bertahan dengan berbagai halang rintang dan mencari jalan keluarnya. Dengan mental seperti ini akan “memaksa” kita untuk mendapatkan ide segar dan melakukan inovasi demi mewujudkan target yang telah ditentukan.

2. Mahir berkomunikasi

Ilustrasi berkomunikasi menyampaikan gagasan

Salah satu poin penting untuk berkompetisi adalah mampu menyampaikan ide dan gagasan dengan runtut, baik ketika berhadapan man to man maupun di depan orang banyak. Deg-degan itu sudah pasti, oleh karena itu diperlukan latihan yang berkelanjutan. Bahkan sekelas Steve Jobs yang jagoan presentasi pun membutuhkan waktu lama untuk latihan setiap akan memperkenalkan produk baru Apple.

Berkomunikasi juga bukan tentang skill public speaking saja. Jika hanya itu, tentu pedagang obat di pasar minggu adalah juaranya. Namun berfikir kritis lalu mengutarakannya merupakan skill yang harus diasah mulai saat ini. Malu-malu ketika ingin bertanya sudah bukan jamannya lagi. Kamu memiliki pertanyaan ketika di ruang kelas, langsung tanyakan saja. Merasa tidak cocok dengan opini yang diberikan dosen, angkat tanganmu dan berikan pendapatmu, disitu kita akan belajar mengkritisi sesuatu dengan baik.

3. Teknologi

Ilustrasi tentang teknologi

Di era serba praktis seperti saat ini tentunya menjadi keharusan untuk update tentang perkembangan teknologi. Apalagi di era revolusi industri 4.0 seperti sekarang, setidaknya kita perlu mengerti apa itu Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence, Big Data, Machine Learning, dan lain sebagainya.

Menanamkan mindset teknologi sebagai upaya peningkatan poduktifitas kerja juga perlu disebar luaskan secara masif. Saya pernah dibuat kaget ketika menangani sebuah proyek di salah satu perusahaan besar yang penerapan teknologinya amburadul. Ketika saya tanya mengapa tidak menerapkan teknologi dengan benar, jawabannya singkat. Penerapan teknologi membuat pekerjaannya bertambah. Hmm, saya menemukan jawaban mengapa sebuah korporasi di industri tertentu lambat dalam penerapan teknologi. Selain karena banyaknya pekerjaan lain yang harus diselesaikan, juga karena malas belajar adalah pekerjaan yang tidak merepotkan, hehe.

4. Produktif

Ilustrasi memanfaatkan waktu senggang

Produktif tidak hanya tentang bekerja. Namun memanfaatkan waktu senggang dengan upgrading skill, membaca buku, belajar memasak, dan hal positif lainnya jauh lebih bermanfaat daripada hanya duduk nongkrong lalu membicarakan hal yang tidak perlu.

Pasti di antara kita pernah mengalami hari dimana tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan. Jika begitu biasanya saya akan menulis blog agar saya bisa menuliskan berbagai hal yang mungkin dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Sebuah pesan dari ayah mertua yang sangat melekat di kepala, “Orang bisa lupa tapi warkat (surat, tulisan) selalu ingat.”

***

Bersiap Menghadapi Revolusi Industri 4.0


Revolusi industri 4.0 adalah fenomena yang mengolaborasikan teknologi otomasi dengan dukungan internet. Revolusi industri 4.0 telah mengubah cara bekerja, berkomunikasi, dan mengonsumsi sebuah produk di berbagai belahan di dunia, tak terkecuali Indonesia. Interaksi di dunia maya saat ini terasa tanpa sekat, informasi mengalir begitu deras dan kita tidak bisa hanya duduk diam menikmati atraksi terobosan teknologi dari negeri lain.

Revolusi industri 4.0 juga memantik sebuah era baru yang bernama ekonomi kreatif. Apa itu? Ekonomi kreatif adalah perputaran ekonomi yang sumber produksi utamanya adalah kreativitas manusia, yang didalamnya ada seni, teknologi, animasi, ide, dan lain sebagainya. Sekarang kita lihat, saat ini banyak sekali profesi baru berkat adanya kekreatifan manusia dipadu dengan teknologi, yang mungkin tidak pernah ada 10-20 tahun yang lalu. Misalnya beauty vlogger, hotel reviewer, komika, dan food blogger. Dulu siapa yang menyangka jika keliling kota berwisata kuliner mereview makanan bisa menjadi profesi. Namun sekarang nyata adanya.

Beberapa pelaku industri kreatif Indonesia yang sukses

Bicara digital tentu tidak asik jika tidak membicarakan perusahaan rintisan teknologi atau Startup. Dalam 1 dekade ke belakang, di Indonesia telah tumbuh ratusan atau bahkan ribuan startup yang telah membantu memutar roda ekonomi berbagai lapisan masyarakat.

Dari sekian banyak startup, ada 5 perusahaan yang tercatat telah berstatus Unicorn atau memiliki valuasi di atas US$ 1 Milyar. Siapa foundernya? Apakah datang dari luar negeri? Tidak. Semuanya adalah anak muda asli Indonesia yang tumbuh di bumi nusantara yang sama, makanan yang sama, berbudaya yang sama. Tapi founder startup ini telah tumbuh menjadi SDM unggul, yang telah melewati terpaan rintangan untuk mencapai visi demi kesejahteraan banyak orang.

5 Startup Indonesia yang berstatus Unicorn

Dukungan Pemerintah dan Korporasi Kapital 


Tak dipungkiri peran pemerintah dan korporasi kapital sangat besar demi kemajuan bisnis digital dan ekonomi kreatif para anak bangsa. Mulai munculnya inkubator startup seperti 1000Startup dan Indigo, pelatihan teknis seperti Digitalent Scholarship, event hackathon dari berbagai pelaku industri besar juga mulai sering diselenggarakan, merupakan cara untuk memunculkan bibit-bibit unggul Indonesia.

Belum lagi investasi yang diberikan korporasi, venture capital, dan angel investor ke perusahaan rintisan potensial yang beritanya hilir mudik di timeline sosial media. Adanya investasi dari pihak lain tentu akan membuat Startup bisa berlanjut ke fase scale up pada bisnis digitalnya sehingga mampu lebih cepat dalam mengerjakan permasalahan yang ingin mereka selesaikan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun selaku bagian dari pemerintah baru saja membuat sebuah terobosan baru untuk mendukung menyiapkan SDM unggul, yang diberi nama 4 Pokok Kebijakan Pendidikan. Salah satu kebijakannya yaitu memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk merumuskan metode pengajaran dan penilaian ke peserta didiknya.

4 pokok Kebijakan Pendidikan Indonesia

Meskipun menuai pro dan kontra, bagi saya kebijakan pendidikan ini revolusioner, tetapi perlu metodologi yang tepat untuk mengaudit pencapaian masing-masing sekolah ketika menerapkan metode pengajarannya.

Peran Kadin Dalam Meningkatkan SDM di Era Digital 


Sebagai sebuah organisasi independen mitra pemerintah dalam mengembangkan perindustrian di Indonesia, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) berkomitmen penuh untuk mewujudkan SDM yang unggul menuju pasar global. Pada RAPIMNAS Kadin 2019 bulan November kemarin, Kadin telah menetapkan putusan untuk turut mewujudkan SDM Unggul dan Berkualitas.

Rapimnas Kadin Indonesia pada bulan November 2019 lalu

Untuk mewujudkannya, pada tahun 2020 nanti Kadin dalam program kerjanya akan mengembangkan “Program Pengembangan Ekonomi Digital”. Ini adalah upaya memberikan pendidikan dan pelatihan memasuki platform digital untuk membantu perusahaan tradisional melebarkan pasarnya. Semoga program kerja Kadin mampu terwujud dengan baik.

Harapan Kepada Pemerintah Demi SDM Indonesia yang Unggul dan Produktif 


Saya merasa beruntung dapat menjadi bagian SDM yang siap berkompetisi secara global. Namun saya yakin di ujung perbatasan Indonesia sana, di pedesaan kaki bukit pegunungan, di pulau kecil yang tersebar di Indonesia, banyak pemuda yang belum siap untuk berkompetisi baik secara nasional maupun global. Oleh karena itu, saya pribadi berharap kepada Pemerintah untuk dapat:

  1. Memperluas jaringan komunikasi (internet) ke setiap jengkal wilayah Indonesia agar saudara kami di pelosok sana dapat mendobrak informasi sehingga mampu merasakan manfaat seperti kami di kota besar
  2. Pelatihan IT seperti Digitalent diperluas hingga ke daerah
  3. Pemerintah, perusahaan swasta, dan LSM yang berkaitan dengan sumber daya manusia dapat bersinergi dan berkolaborasi menciptakan ekosistem yang baik untuk pertumbuhan SDM Indonesia
  4. Buat rencana-rencana pendek pengembangan SDM dan ajak influencer untuk membantu menyebarkannya sehingga follower mereka dapat mengetahui dengan jelas apa saja yang menjadi rencana Pemerintah
  5. Perbaikan sistem pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi 
  6. Event lomba seperti Hackathon perlu lebih digiatkan untuk memantik inovasi dari para pemuda
  7. Genjot regulasi dan birokrasi yang mudah bagi perusahaan rintisan

***

SDM unggul dan produktif adalah upaya kita bersama agar Indonesia dapat bertransformasi menjadi negara maju pada tahun 2045, mampu bersaing secara global sesuai dengan visi Pemerintah Indonesia. Namun yang perlu kita sadari, kita harus mampu bersaing TANPA perlu meninggalkan identitas bangsa, yang tetap ramah dan menjunjung tinggi kesopanan dalam bersosial. Mari bersatu padu, berkolaborasi menciptakan inovasi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi negeri, demi mewujudkan manusia Indonesia yang adil dan beradab secara paripurna.

Post a Comment

2 Comments